Bagaimana rasanya hidup hemat

Sabtu, 26 November 2011 ·

Seorang teman pernah menanyakan kepada saya gimana rasanya jadi rang yang menganut pola hidup hemat? Sebenarnya saya juga tidak terlalu pandai menjawab pertanyaan ini, karena saya juga bukan 100% penganut pola hidup hemat hehehe...tapi akhirnya dari tanya sana-sini ditambah studi literatur saya sedikit bisa jelaskan pertanyaan diatas.
Berikut kesimpulan saya mengenai orang-orang yang berprinsip hidup hemat:
1. Kalau tidak hemat justru cemas
Orang yang hemat bukan berarti tidak mampu membeli sepatu yang mahal, atau makan di restoran fine dining. Tetapi mereka selalu berpikir, buat apa makan di restoran mahal kalau bisa makan di restoran kecil yang tak kalah enak? Kalau bisa naik kendaraan umum, mengapa harus naik taksi? Kalau mereka bisa berolahraga sendiri, untuk apa menyewa personal trainer? Orang lain mungkin tak mau repot hidup seperti ini, tetapi bagi orang yang hemat, sangat mengganggu bila harus mengikuti gaya hidup orang lain.
2. Sudah biasa hemat
Ada orang yang sudah dibiasakan hidup hemat. Tetapi bila Anda baru mau berusaha hidup hemat, itu juga baik. Orang yang hemat cenderung akan memilih sesuatu yang lebih murah. Kalaupun ia membeli sebuah barang mahal, benda tersebut benar-benar menjadi investasi baginya. Misalnya, membeli tas yang berkualitas dan akan memakai tas itu saja 10 tahun ke depan. Kalau Anda terbiasa ngopi di gerai kopi premium, mereka akan berpikir, “Segelas kopi dengan harga Rp 40.000 itu tidak masuk akal!”
3. Punya cara sendiri untuk bersenang-senang
Mereka tidak menghindari mal atau tempat-tempat hiburan, hanya tidak mengunjungi setiap akhir pekan. Mereka juga senang dengan kegiatan tawar-menawar harga di toko atau pasar tradisional. Di akhir pekan, mereka cukup bahagia dengan bermain dengan anak-anak di tempat tidur. Ingin nonton, mereka pilih nongkrong di depan TV saja sambil ngemil. Mal tidak selalu menarik bagi mereka. Berenang, bersepeda di taman kota di kompleks, melihat-lihat pameran flora dan fauna, atau berwisata kuliner di warung-warung yang bertanda “sudah dikunjungi Bondan Winarno” juga asyik buat mereka.
4. Tak suka repot
Bagi mereka, semakin sering membeli pernak-pernik–termasuk majalah, CD, DVD- sebenarnya hanya membuat rumah makin berantakan. Banyak pengeluaran enggak penting bukan saja menghambur-hamburkan uang, tapi juga merepotkan karena harus selalu membersihkan dan membereskan rumah dari pernak-pernik tersebut. Membeli sesuatu tentunya bukan sesuatu yang haram dilakukan, tetapi mereka cukup puas dengan apa yang mereka miliki.
5. Senang aja kalau bisa hemat
Dengan berhemat, mereka tetap bisa menikmati hidup sekaligus melihat saldo rekening tabungan semakin bertambah. Dan, itu menyenangkan. Mereka bangga dengan diri mereka karena tidak membuang-buang uang dan barang yang sudah dibeli tetapi tidak berguna. Jika orang lain gemar shopping, mereka juga puas karena barang-barang di rumah masih awet sehingga tidak perlu membeli yang baru.

0 komentar:

Recent post

Finance Glossary